Senin, 03 Mei 2010

Kisah Raja Lari dari Tahta

Dalam Musnad Ahmad disebutkan, “ Ketika seorang laki-laki dari umat sebelum kalian memegang kerajaan, lalu dia berpikir bahwa hal itu terputus darinya dan bahwa kehidupan yang dijalaninya telah menyibukkannya dari beribadah kepada Tuhannya, maka pada suatu malam dia menyusup dan menghilang dari istananya. Dia berada di kerajaan orang lain. Dia mendatangi pantai. Disana dia bekerja membuat bata dengan upah. Dia pun bisa makan dan bersedekah dengan sisanya. Dia tetap demikian hingga perkara ibadah dan keutamaannya didengar oleh raja mereka.
Maka raja memintanya untuk menghadap, akan tetapi dia menolak. Raja mengulang perimintaan kepadanya untuk menghadap, tetapi dia selalu menolak. Dia berkata, “Aku tidak ada urusan dengannya.” Lalu raja datang dengan berkendara. Manakala laki-laki itu melihatnya, dia kabur. Melihat laki- laki itu kabur, raja mengejarnya tapi gagal menyusulnya.Lalu raja memanggil, “Wahai hamba Alloh, aku tidak akan mencelakakan dirimu. “ Maka laki-laki itu berhenti dan raja mendekatinya. Raja bertanya, Siapa kamu ? Semoga Alloh merahmatimu.” Laki-laki itu menjawab, “Aku

adalan fulan bin fulan, raja negara ini dan ini. Saat aku merenungkan urusanku, aku mengetahui bahwa apa yang aku jalani terputus dan bahwa ia telah menyibukkanku dari ibadah kepada Alloh. Lalu aku meninggalkannya dan datang kemari untuk beribadah kepada Tuhanku . “Raja berkata, “ Kamu tidak lebih memerlukan apa yang kamu lakukan dari diriku.” Kemudian raja turun dari kendaraannya, melepasnya, dan mengikuti laki-laki itu. Kedua orang itu lantas beribadah kepada Alloh dan memohon kepada Alloh agar dimatikan bersama. Lalu keduanya mati. Dia berkata, “Seandainya aku berada di Rumailah Mesir, niscaya aku tunjukkan kuburan keduanya berdasarkan ciri yang disampaikan oleh Rosululloh SAW kepada kami.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © Sufi ~ Artikel Ilmu Tasawuf dan Sufisme All Right Reserved
Hosted by Satelit.Net Support Satelit.Net