Senin, 26 Maret 2012

PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM TUAN GURU HAJI MUHAMMAD SOLEH CHAMBALI BENGKEL AL- LOMBOK

PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM TUAN GURU HAJI MUHAMMAD SOLEH CHAMBALI  BENGKEL AL- LOMBOKI
PENDIDIKAN ISLAM
 Oleh Team www.seowaps.com

A.     Penegasan Judul Posting
Untuk memperjelas apa yang dimaksud dengan Pemikiran Pendidikan Islam Tuan Guru Haji Muhammad Soleh Chambali Bengkel Al-Lomboki merupakan sebuah keharusan untuk kembali mempertegas judul yang dimaksud dalam penulisan ini
1.       Pemikiran
Menurut kamus besar bahasa Indonesia pemikiran adalah: proses, cara, perbuatan memikir, problem yang memerlukan dan pemecahan[2]. Sehingga pemikiran adalah hasil dari sebuah peroses berpikir, merenung, kontemplasi atas berbagai persoalan sosial, politik, ekonomi, pendidikan, kebudayaan, bahkan agama sebagai tawaran solusi yang paling benar menurut seseorang dengan tujuan untuk menjawab problematika yang tengah terjadi di suatu tempat dan masa.
2.       Pendidikan Islam
 Menurut BAB I Ketentuan Umum pasal 1 ayat 1, Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; pendidikan adalah:
Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan susunan belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara[3].

Sedangkan Pendidikan Islam; menurut beberapa orang ahli pendidikan Islam berbeda-beda akan tetapi pada intinya memiliki tujuan yang sama; diantaranya:
a.       Sayid Sabiq mendifinisikan: pendidikan Islam dengan mempersiapkan anak baik dari segi jasmani, akal dan rohaninya sehingga dia menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat, baik untuk dirinya maupun umatnya.
b.       Athiyah Al Abrosyi: sesungguhnya maksud pendidikan Islam adalah mempersiapkan individu agar ia dapat hidup dengan kehidupan yang sempurna.
c.       Anwar Jundi: sesungguhnya yang namanya pendidikan Islam, ialah menumbuhkan manusia dengan pertumbuhan yang terus-menerus sejak ia lahir sampai ia meninggal dunia[4]   
Dari definisi Pendidikan dan Pendidikan Islam di atas, yang paling mendekati pemaknaan pendidikan Islam dalam konteks tulisan ini adalah: mempersiapkan anak didik melalui kegiatan terstruktur, terencana secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
3.       Tuan Guru
Sebelum melangkah kepada pemahaman makna sebutan Tuan Guru perlu dikemukakan beberapa landasan untuk memahami Tuan Guru di Pulau Lombok. Setidaknya ada dua penelitian yang dapat dijadikan rujukan utama yang akan mengantarkan kepada penjelasan mengenai Tuan Guru itu sendiri.
Pertama penelitian yang dilakukan oleh Zamakhsyari Dhofier mengenai pembagian dan definisi kiai;
1.       Benda atau hewan yang dikeramatkan, seperti kiai Plered (tombak), kiai Naga Wilaga (gamelan perayaan sekaten di Yogyakarta, kiai Rebo dan kiai Wage (gajah dikebun binatang Gembira Loka Yogyakarta).
2.       Orang tua pada umumnya.
3.       Orang yang memiliki keahlian dalam agama Islam, yang mengajar santri di pondok Pesantren[5].
Kedua hasil penelitian yang ditulis oleh DR. H. Ahmad Abd. Syakur, MA. mengenai menjelaskan pengertian Tuan Guru:
1.       Sama halnya dengan Kiai (Tokoh Agama Islam).
2.       Orang yang sering diundang dalam acara do’a bersama dalam rangka kenduren berkaitan dengan perkawinan, kenduren dst.
3.       Dikalangan Wetu Telu adalah sebutan dari pimpinan agama dikalangan mereka yaitu penghulu yang berfungsi sebagai penghubung antara mereka dengan tuhan.[6]
Sehingga yang dimaksud dengan Tuan Guru dalam konteks pemahaman Kiai adalah tokoh agama Islam yang mengajar di pondok pesantren begitupun sebaliknya.
4.       Haji Muhammad Soleh Chambali Bengkel[7]  Al- Lomboki
Nama kecilnya memang Muhammad Soleh, ayahnya bernama Hambali bin Gore.  Beliau lahir sekitar tahun 1896 M pada hari Senin malam, dari keluarga miskin, yang taat beragama.
Muhammad Soleh remaja mendapat kesempatan belajar agama di pondok pesantren Nurul Qur’an Pagutan Ampenan asuhan Tuan Guru Haji Abdul Hamid.
Kemudian, melanjutkan studi di Makkah selama 9 (sembilan) tahun, ia belajar ilmu agama pada beberapa Ulama Mekkah, baik ilmu fiqih, tafsir, qur’an, tasawuf dan ilmu-ilmu ke Islaman lainnya. Sekembalinya dari tanah suci beliau mendirikan pondok pesantren “Darul Qur’an” Bengkel Lombok Barat.
Kecintaan beliau dalam ilmu pengetahuan pula yang membuatnya mengajarkan ilmu-ilmu agama untuk mengamalkan ilmu-ilmu yang pernah di pelajarinya[8].    Strategi yang dipergunakan untuk menyampaikan buah pikirannya tergolong luar biasa; di samping mengajarkan ilmu pengetahuan secara langsung (lisan) kepada para muridnya, beliau juga menggunakan media tulis berbahasa Melayu dalam kitab-kitabnya untuk mentransformasikam ide dan ilmu-ilmunya hingga saat ini. Di antara karya-karyanya adalah:
1.       Ta’limu al-Shibyan bi Ghayat al-Bayan, (1354 H/1934M) yang berisi tauhid, fiqh dan tasawuf.
2.       Mawa’idh al-Shalihiyah, kitab hadits, terjemah dari kitab Mawa’idh al-Ushfuriyah fi al-Ahadits al-Nabawiyah karya Imam al-Ushfuriy, (1364H/1944).
3.       Inten Berlian Perhiasan Laki Perempuan, buku fiqh keluarga, (1371H/1951 M).
4.       Bintang Perniagaan, berkenaan dengan fiqh mu’amalah, (1376 H/1956 M).
5.       Cempaka Mulia Perhiasan Manusia, tentang tasawuf dalam bentuk tulisan tangan (manuskrip), tanpa tahun.
6.       Washiyat al-Musthafa, terjemah dari Washiyat al-Musthafa Rasulullah kepada Sayyidina Ali, tulisan tangan, tanpa tahun.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa  yang dimaksud dengan "Pemikiran Pendidikan Islam Tuan Guru Haji Muhammad Soleh Chambali  Bengkel Al- Lomboki" adalah: buah pikiran Tuan Guru Haji Muhammad Soleh Chambali Bengkel Al-Lomboki mengenai konsep-konsep, kaidah-kaidah pendidikan Islam yang dikemukakannya melalui karya-karyanya, pengakuan murid-muridnya sebagai solusi terhadap realitas pendidikan yang berkembang pada masa itu.                             
B.     Latar Belakang Masalah
Di setiap zaman ada kejadian fenomenal yang membuat orang terkesan, keheranan penuh kagum.  Dalam konteks ini kekaguman tersebut bisa kepada benda, hewan, ataupun orang sehingga disebut sebagai “pusat perhatian/ tokoh”. Dimaksud dengan tokoh oleh penulis disini adalah orang yang mendapat pengakuan secara umum dan luas karena kedalaman ilmu, kesolehan, dan akhlak yang mulia dari masyarakat sekitarnya atau biasa disebut Ulama.
Dalam persfektif al-Qur’an, dengan tidak bermaksud untuk mengotak-atik istilah ulama yang sudah terkesan baku, sebutan bagi orang-orang yang berilmu pengetahuan bermacam-macam yaitu Ulama’, Ulul ‘Ilmi, Ahludzikri, Arrasikhun Fil ‘Ilmi, Ulul-albab.  Kata Ulama disebut dua kali dalam al- Qur’an yaitu terdapat dalam surat as Syura 197 dan surat al Faathir 28.[9]
Para ulama memiliki peranan besar memberikan pengajaran kepada seluruh masyarakat di manapun mereka berada, tidak terlepas dengan Indonesia. Di mulai semenjak Islam masuk ke Indonesia abad 7 Masehi[10] kebenaran ini diperkuat dengan lahirnya tokoh Walisongo yang menyebarkan Islam keseluruh tanah Jawa.
Sedangkan agama Islam masuk ke pulau Lombok sekitar abad ke 16 disebarkan oleh Sunan Prapen putra Sunan Giri Al Fadhal, Sangupati dan lain-lain. Islam masuk ke Lombok dari dua arah yaitu:
a.          Melalui utara (Bayan) yang disebarkan oleh Sunan Penggiring dari Jawa Tengah. Ajarannya yang banyak adalah Sufi yang mengarah kepada singkretisme Hindu-Islam. Karenanya mudah diterima secara sukarela oleh masyarakat yang kemudian golongan ini dikenal dengan Wetu Telu.
b.          Dari arah timur (Lombok Timur) yang disebarkan oleh pendatang terutama pelaut-pelaut Makasar dan para pedagang dari Jawa. Sebagaimana diketahui bahwa pusat kerajaan Selaparang Islam semula di Labuhan Lombok sekarang yang kemudian ke bekas ibukota kerajaan Selaparang Hindu yaitu Watu Parang. Dari sini agama Islam oleh raja Rangke Sari disebarkan keseluruh Lombok[11].
Tiga abad kemudian semenjak Islam memasuki Lombok,[12] tepatnya pada abad 19 telah lahir tokoh-tokoh agama terkemuka di pulau ini seperti: Tuan Guru Pejeruk (1870), Tuan Guru Haji Mustafa Sekarbela, Tuan Guru Muhammad Ro’is (Wafat 1867), Tuan Guru Haji Abdul Hamid Pagutan (1827-1934).[13] Sedangkan abad 20 terdapat nama-nama tokoh penyebar agama Islam seperti: TGH. Muhammad Amin, TGH. Asyari, TGH Mukhtar Abdul Malik, TGH Abdul Karim, TGH. Abdul Hamid, TGH. Ibrahim, TGH. Muhammad Soleh Chambali (1896-1968), TG.KH. Zainuddin Abdul Majid, dan masih banyak lagi para tokoh Islam Pulau Lombok. Tokoh-tokoh di atas seluruhnya pernah menimba ilmu di Makkah al Mukkaramah bahkan sebagian di antara mereka telah menjadi pengajar agama Islam di Makkah. Akan tetapi karena pergolakan politik di kota suci Makkah saat itu sehingga mengakibatkan mereka terpaksa harus kembali ke Pulau Lombok Indonesia.
Sekembalinya ke tanah air mereka kemudian mendirikan lembaga-lembaga pendidikan Islam. Di antara sekian banyak ulama Lombok yang terpaksa harus kembali pada awal abad 20 adalah Tuan Guru Haji Muhammad Soleh Chambali Bengkel Al- Lomboki (1896-1968).
Ketokohan beliau sebagai seorang individu dan sebagai ulama pada masa itu tidak diragukan lagi.[14] Hal ini terbukti dengan seringnya mendapat tamu-tamu agung yang menyempatkan diri berkunjung ke kediaman beliau di antaranya: Presiden RI: Ir. Soekarno, Menteri Agama: KH. Saifuddin Zuhri, Menteri Koordinator Keamanan: Jenderal AH. Nasution, Rois ‘Am PBNU: KH. Abd. Wahab Hasbullah, Ketua Umum PBNU: KH. Idham Khalid, Ketua PBNU: H. Subhan ZE, Tokoh NU: Anwar Musaddat, KH. Ma’shum ayah KH. Ali Ma’shum, KH. Hamid Wijaya: Ketua Anshar, Gubernur Pertama NTB: R. Aria Ruslan Cakraningrat dan lainnya.[15] Sehingga tidak terlalu berlebihan apabila Dr.  H. Ahmad Abd Syakur menempatkan beliau sebagai agen pengembang akulturasi nilai-nilai Islam melalui Pendidikan Agama Islam Abad 20 di Pulau Lombok.[16]
Kehebatan seseorang sebagai pendidik sebuah lembaga pendidikan dengan struktur sistem pendidikan belum bisa dikatakan sempurna apabila dikemudian hari lembaga dan sistem yang dikembangkannya ternyata output yang dihasilkan tidak mampu berbicara banyak dalam kancah yang lebih besar. Begitu pula sebaliknya, tidak sedikit lembaga pendidikan yang memiliki organisasi kelembagaan yang tidak terlalu rapi, dikatakan hebat, besar serta disegani oleh karena memiliki siswa, mahasiswa yang mampu berbicara banyak di kancah lokal, maupun nasional.
Melihat dari barometer ini maka Tuan Guru Haji Muhammad Soleh Chambali memiliki apa yang dikemukakan sebagai output (murid) yang mumpuni[17] hal ini dibuktikan dengan keberhasilan para muridnya menjadi tokoh/ pemuka agama dan hampir seluruhnya menjadi Tuan Guru dengan masing-masing lembaga pendidikan yang mereka pimpin. [18]
Merupakan ujian berat bagi setiap orang yang ingin mempertahankan keyakinan sebagai pilihan hidup. Oleh karena itu landasan idiologi sebagai pijakan atas konsep-konsep agama yang diinternalisasikan ke dalam dunia pendidikan merupakan suatu kekuatan mutlak dan wajib dimiliki oleh seorang pengasuh pendidikan agar tetap eksis saat itu.  
Tuan Guru Muhammad Soleh Chambali adalah sosok pemikir yang lebih dikenal dengan mengutamakan ubudiah dan tasawuf Al Ghazali yang tidak pernah memikirkan popularitas semata, sehingga tidak mengherankan apabila kitab-kitabnya bercorak tauhid, fiqih, dan tasawuf.
Meskipun demikian, khalayak tidak pernah mendengar gaung beliau sebagai seorang tokoh pemikir pendidikan Islam.[19] Dengan demikian recovery pemikiran pendidikan Islam Tuan Guru Haji Muhammad Soleh Chambali yang tertuang, tersebar dalam karya-karyanya kedalam sebuah bangunan utuh merupakan sisi menarik yang harus mampu dikemukakan dalam penulisan skripsi ini.  
Di samping masih kurangnya partisipasi penelitian para sarjana pendidikan Islam Indonesia tentang para tokoh pemikir pendidikan Islam lokal. Juga semakin luasnya kemungkinan untuk melakukan studi sejarah tentang tema-tema lokal di luar aspek ekonomi dan politik yang memiliki relevansi dengan kehidupan bangsa Indonesia seperti pemikiran pendidikan Islam.[20]
 Kedua hal tersebut di atas (menemukan pemikiran pendidikan Islam dan studi tokoh ke Islaman lokal) yang menyebabkan penulis merasa tertantang melakukan sebuah penelitian tentang "Pemikiran Pendidikan Islam Tuan Guru Haji Muhammad Soleh Chambali Bengkel Al- Lomboki”.
C.     Alasan Pemilihan Judul
Secara singkat setidaknya ada dua hal mendasar yang menyebabkan Pemikiran Pendidikan Islam Tuan Guru Haji Muhammad Soleh Chambali urgen untuk ditelaah yaitu:
1.       Partisipasi kesarjanaan Indonesia dalam penulisan sejarah lokal masih sangat kurang sehingga perlu mendapat perhatian tersendiri.
2.       Masih terbuka kemungkinan memperluas tema-tema penelitian sejarah lokal di luar aspek ekonomi dan politik yang memiliki relevansi dengan kehidupan bangsa Indonesia, seperti masalah pemikiran pendidikan Islam dan pembiayaan pendidikan.
3.       Hingga proposal ini ditulis belum ada satupun penelitian yang pernah mengkaji pemikiran pendidikan Islam tokoh ini.
D.        Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas timbul dua permasalahan yang penting untuk diketahui serta harus dijawab yaitu: 
1.       Bagaimanakah pemikiran pendidikan Islam Tuan Guru Haji Muhammad Soleh    Chambali?
2.       Apa relevansi pemikiran Tuan Guru Haji Muhammad Soleh Chambali konteks kekinian?
E.      Tujuan dan Kegunaan
Tujuan penelitian ini adalah: mengetahui pemikiran pendidikan Islam Tuan Guru Haji Muhammad Soleh Chambali Bengkel al- Lomboki.
Adapun kegunaannya adalah: menambah khazanah pengetahuan dan kepustakaan tentang pemikiran para tokoh pemikir pendidikan Islam Republik Indonesia serta sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya
F.      Tinjauan Pustaka
Tulisan orang yang secara langsung membahas tokoh ini: Drs.L. Shoimun Faisal, MA., Tuan Guru Haji Muhammad Soleh Chambali Bengkel al-Anfanani dan Tasawuf al-Ghazali, Laporan Hasil Penelitian STAIN Mataram. Mengenai pengaruh Tasawuf al-Ghozali terhadap corak tasawuf yang dipraktikkan Tuan Guru Haji Muhammad Soleh Chambali.
Oleh karena jarang dan kurangnya penulisan tentang tokoh ini apalagi yang secara langsung mengupas pemikiran pendidikan Islamnya merupakan tantangan tersendiri dan menempatkan tulisan ini sebagai penelitian pertama yang membahas tentang pemikiran Pendidikan Tuan Guru Haji Muhammad Soleh Chambali Bengkel Al- Lomboki.
G.     Kerangka Teoritik
 Menjembatani agar ambiguitas pemahaman atas Pemikiran Pendidikan Islam Tuan Guru Haji Muhammad Soleh Chambali Bengkel Al- Lomboki tidak terjadi, penulis mengajukan pendapat Moch Eksan: Diskursus tentang pemikiran pendidikan Islam, setidak-tidaknya mencakup delapan hal yaitu[21]:
Pertama, Hakekat Pendidikan Islam: HM. Chabib Thoha mengemukakan bahwa hakekat pendidikan Islam adalah proses pemeliharaan sifat dan potensi insani untuk menumbuhkan kesadaran dalam menemukan kebenaran[22].
Kedua, Tugas dan Fungsi Pendidikan Islam: menurut M. Arifin adalah membimibing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan manusia dari tahap ke tahap kehidupan anak didik sampai mencapai titik kesempurnaan yang optimal, sedangkan fungsi pendidikan Islam adalah menyediakan fasilitas yang dapat memungkinkan tugas pendidikan yang dimaksud berjalan dengan baik dan lancar[23].
Ketiga, Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam: menurut Ahmad Tafsir terdiri dari: a. pertama, Al- Qur’an sebagai sumber ajaran Islam pertama, b, Hadits sebagai sumber ajaran Islam ke dua, dan c., akal disuruh untuk digunakan oleh Al Qur’an dan Hadits. Sedangkan Tujuan Pendidikan Islam berkaitan dengan tujuan Allah SWT menciptakan manusia dan menurunkannya kemuka bumi. Pertama, manusia diciptakan oleh Allah SWT supaya menjadi Abdullah (Qs. Adz- Dzariyat/ 51: 56), kedua, Allah menurunkan manusia ke muka bumi untuk menjadi khalifah fil ardh (Qs. Al An’am/ 6:165).[24]
Keempat, Komponen Dasar Pelaksanaan Pendidikan Islam: ada tiga komponen dasar pelaksanaan pendidikan Islam a., orang tua b., guru dan c., murid[25].
Kelima, Kurikulum Pendidikan Islam: menurut Prof. Dr. Nana Saodih Sukmadinata, Desain kurikulum klasik disini adalah Subject Sentred Design artinya kurikulum dipusatkan pada isi atau materi yang akan diajarkan. Kurikulum tersusun atas sejumlah mata-mata pelajaran, dan mata-mata pelajaran tersebut diajarkan secara terpisah-pisah.[26]
Keenam, Metode Pendidikan Islam: M. Arifin mengungkapkan bahwa  ayat-ayat al Qur’an apabila dikaji secara filosofis, mengandung nilai-nilai metodologis dalam pendidikan, yaitu: a., mendorong manusia berfikir analitik dan sintetik dan sintentik melalui proses berfikir induktif dan deduktif, b., metode perintah dan larangan serta praktik, c., metode motivatif, baik motivasi teogenetik, sosiogenetik maupun motivasi biogenetik, d.metode situasional, dan e., metode instruksional.[27]
Ketujuh, Evaluasi Pendidikan Islam: dalam merancang  evaluasi pendidikan Islam ada empat hal yang harus diperhatikan. a, tujuan evaluasi yaiut bertujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa, kelebihan dan kekurangan guru dalam mengajar pencapaian target kurikulum, serta untuk mengetahui kontribusi program pendidikan pada masyarakat. b, alat ukur yang digunakan, maksudnya evaluasi itu dirancang dengan memperhatikan kelebihan dan kekurangan alat ukur yang digunakan, baik tes lisan, tes tulis maupun tes tindakan. c., acuan yang dijadikan standar yaitu acuan nilai rata-rata kelas, patokan kurikulum dan nilai etis dan normatif yang berlaku. d., pelaksanaan pengukuran apakah berlangsung secara alami atau justru sebaliknya[28]       
Kedelapan, Kelembagaan Pendidikan Islam: Muhaimin dan Abdul Mujib lebih rinci membagi lembaga-lembaga pendidikan Islam pada: a,keluarga, b., Masjid, c., pondok pesantren, d., madrasah, e., masyarakattermasuk di dalamnya adalah organisasi social kemasyarakatan dan kepemudaan, serta media informasi dan komunikasi, baik berupa media cetak maupun elektronik.[29]
Di sini letak pentingnya telaah kembali sebuah pesan Ahli Ushul dalam kaidahnya (baca: Ushuliyah) demi memahami studi-studi Islam: al Muhafadzatu ‘ala al-Qodiimi as-Shalih wa al- Akhdzu bi al-Jadidi al Ashlah (menjaga peninggalan yang baik dan mengambil penemuan baru yang lebih baik). Kerangka ini sangat menarik untuk memberikan penegasan-evaluasi kemudian menemukan relevansi pemikiran Tuan Guru Haji Muhammad Soleh Chambali Bengkel dalam konteks kekinian yang berkaitan langsung dengan berbagai dinamika kehidupan pendidikan Islam saat ini.
Diharapkan dengan pembahasan ini dapat menemukan kembali ruh (nilai) pendidikan Islam yang sesuai dengan nilai-nilai yang diharapkan masyarakat karena tujuan utama dari pendidikan Islam adalah transformasi nilai untuk menjembatani kesenjangan antara pendidikan Islam dengan masyarakat.
H.     Metode Penelitian
1.       Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah kajian pemikiran tokoh yang menggunakan telaah kepustakaan (Library Research) karena itu panduan utama adalah kitab-kitab yang merupakan karya Tuan Guru Haji Muhammad Soleh Chambali Bengkel al- Lomboki. Kajian ini mencoba memberikan gambaran tentang pemikiran seorang tokoh melalui karya-karyanya terutama sekali kitab Ta’limu al- Shibyan bi Gayat al Bayan.
2.       Sifat Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif analitik yaitu mengumpulkan atau memaparkan konsep-konsep pendidikan Tuan Guru Haji Muhammad Soleh Chambali serta hubungannya dengan penomena pendidikan masa kini serta menganalisanya dengan menggunakan teori yang telah ada.
3.       Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam konteks penelitian ini Historis dan  Sosiologis  yang akan dijelaskan sebagai berikut:
Sosiologis: pendekatan dengan sosiologi digunakan untuk mengetahui setting kondisi masyarakat dan lingkungan sekitar tokoh, kaitan dengan pengaruh ekstrinsik kepenulisan Tuan Guru Haji Muhammad Soleh Chambali Bengkel dalam karyanya.            
4.       Sumber Data
a.       Data Primer
Kitab-kitab hasil karya tokoh yang langsung membahas persoalan  pendidikan Islam:  Ta’limu al-Shibyan bi Ghayat al-Bayan (1354 H/1934 M), Inten Berlian Perhiasan Laki Perempuan (1371H/1951 M), Cempaka Mulia, selanjutnya disebut data primer.
b.       Data Sekunder    
Data Skunder adalah sumber data kedua atau pendukung berupa tulisan tokoh atau orang lain yang secara tidak langsung membahas pemikiran pendidikan Islam namun berkaitan dengan pembahasan skripsi ini. Diantara karya yang dimaksud adalah Bintang Perniagaan, Perhiasan Manusia, Washiyat al-Musthafa (1376 H/1956 M), Mawa’idh al-Shalihiyah (1364H/1944 M)sedangkan tulisan orang  yaitu L. Shoimun Faishol, MA., Tuan Guru Haji Muhammad Soleh Chambali Bengkel Al Ampenani dan Tasawuf Al Ghazali
c.       Metode pengumpulan data
Ada dua cara yang dilakukan: pertama, dokumentasi, yaitu pengumpulan sumber data primer dan tulisan orang tentang tokoh ini.   Kedua, wawancara langsung tidak terstruktur artinya wawancara bebas dengan beberapa tokoh dengan tidak menggunakan pedoman wawancara tertulis. Wawancara yang dimaskud adalah wawancara dengan  keluarga, murid dan tokoh yang berinteraksi langsung dengan Tuan Guru Haji Muhammad Soleh Chambali seperti TGH. L.M. Turmudzi Badruddin (Murid), HM. Wahyudi Ma’ruf (murid dan pengurus GP Anshor se pulau Lombok 1952), Halisussabary (Cucu) sebagai pendukung data yang mengarah pada maksud tulisan ini.
d.       Analisis Data
      Pisau analisa yang digunakan adalah Content Analysis. Content Analysis berangkat dari aksioma bahwa studi tentang proses isi komunikasi itu merupakan dasar bagi ilmu sosial. Pembentukan dan pengalihan perilaku dan polanya berlangsung lewat komunikasi verbal. Kebudayaan dan pengalihannya di sekolah, di lembaga kerja, di berbagai institusi sosial berlangsung lewat komunikasi. Konflik sosial atau politik yang mungkin berpangkal dari kepentingan yang berbeda sukar dapat dipahami, komunikasi verbal dapat membantunya. Content Analysis merupakan analysis ilmiah tentang isi pesan suatu komunikasi demikian Barcus. Secara teknis content analysis mencakup upaya: 1). Klasifikasi tanda-tanda yang dipakai dalam komunikasi, 2). Menggunakan kriteria sebagai dasar klasifikasi dan 3). Menggunakan analisis tertentu sebagai pembuat prediksi.[30] Untuk mendiskripsikan cara kerja Content Analysis dalam penulisan skripsi ini setidaknya ditempuh beberapa langkah pertama, teks-teks dalam tulisan Tuan Guru Haji Muhammad Soleh Chambali Bengkel perlu diproses dengan aturan yang telah direncanakan, kedua, teks yang telah diproses secara sistematis; dimasukkan kedalam suatu kategori dari delapan kategori diskursus pemikiran pendidikan Islam Moch. Eksan, ketiga, dalam proses analisa diarahkan menuju jawaban relevansi pemikiran tokoh, keempat proses analisa tersebut berdasarkan pada deskripsi yang telah terlebih dahulu diuraikan.     
I.        Sistematika Pembahasan
Bagian ini membahas secara global isi tulisan yang akan dibahas. Isi selengkapnya sebagai berikut:
Bab Satu, merupakan pendahuluan, yang menggambarkan tentang penegasan judul, latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian dan sistematika pembahasan dengan demikian merupakan pengantar skripsi ini.
Bab Dua, pada bab ini akan mendiskripsikan Biografi tokoh yang terangkum dalam pembahasan: Latar belakang sosial- keagamaan, masa kecil dan pendidikan, karya-karya, aktifitas dan perjuangan.
Bab Tiga, yang merupakan pembahasan mengenai Konsep-konsep Pendidikan Islam tokoh; yang merupakan klimaks dari pembahasan tulisan ini. Bab tiga ini merupakan titik kulminasi sebagai jawaban atas pemikiran pendidikan Islam Tuan Guru Haji Muhammad Soleh Chambali Bengkel Al Lomboki. Pembahasan skripsi ini yang terdiri dari dua sub bab yaitu: a). Pendidikan Islam Diskursus Teoritik yang terdiri: 1. Hakekat Pendidikan Islam, 2.Tugas dan Fungsi Pendidikan, 3. Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam, 4. Komponen Dasar Pendidikan Islam. 5.  Kurikulum Pendidikan Islam 6. Metode Pendidikan Islam,  7. Evaluasi Pendidikan Islam 8. Kelembagaan Pendidikan Islam b. Relevansi Pemikiran Tuan Guru Haji Muhammad Soleh Chambali dalam konteks kekinian.
Bab Empat, yang merupakan bab penutup, berisi kesimpulan dari uraian yang telah dikemukakan dalam penulisan ini. Di samping memuat kesimpulan, bab ini juga memuat saran-saran atas segala kekurangan penulisan ini. Di samping itu bab ini juga dilengkapi dengan daftar pustaka.



Selengkapnya Silahkan >>> DOWNLOAD

 PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM TUAN GURU HAJI MUHAMMAD SOLEH CHAMBALI  BENGKEL AL- LOMBOK
Copyright © Sufi ~ Artikel Ilmu Tasawuf dan Sufisme All Right Reserved
Hosted by Satelit.Net Support Satelit.Net